"Persaingan
akan berlangsung sangat ketat, karena terlihat masing-masing pasangan
calon memiliki pendukung yang sama-sama fanatik," kata pengamat politik
Zamzami A Karim di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Jumat (23/5).
Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Raja Haji Fisabilillah
Tanjungpinang itu mengatakan, Prabowo umumnya didukung oleh kelompok
Islam dan kelompok anti neokolonialisme dan neoimperialisme. Mereka juga
anti terhadap intervensi asing terhadap politik dalam negeri Indonesia.
Sedangkan Joko Widodo (Jokowi) didukung oleh kelompok nasionalis,
terutama LSM yang menyuarakan demokratisasi dan aktifis HAM.
Ditambahkannya,
Jokowi merupakan tipe pekerja, administrator dan eksekutor kebijakan
yang piawai untuk mendorong pemerintahan yang melayani dan bersih dari
KKN. Tetapi sayangnya Jokowi sama juga dengan Jusuf Kalla yang tidak
suka formalitas dan cenderung liberal kurang tajam dalam visi.
"Apa yang dimaksudkan dengan 'Indonesia Hebat' itu belum cukup kuat makna operasionalnya," kata Zamzami.
Sebaliknya,
Prabowo menurut Zamzami memiliki tipe "grand vizier", ideolog dan punya
"visi nation dan character building", menjadikan Indonesia yang lebih
bermartabat. Agak punya makna operasional dan menggerakkan," kata
Zamzami.
Sementara Hatta Rajasa menurut Zamzami adalah tipe organisatoris piawai yang kurang diperhitungkan banyak pengamat.
"Tetapi
sekali lagi Prabowo menyandang masalah masa lalu yang misterius tentang
HAM, terlepas benar tidaknya tuduhan tersebut dan sejarah selalu jadi
milik para pemenang," kata Zamzami.
Menurut Zamzami Indonesia berhak memiliki pemimpin baru yang mendorong rakyat secara bersama-sama untuk memandang masa depan.
(Ant)Cara Belajar Gitar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar